Minggu, 26 Januari 2014

Mencintaimu dan MencintaiMu



"Aku ingin mencintaimu setulusnya, sebenar-benar aku cinta
Dalam doa, dalam ucapan, dalam setiap langkahku
Aku ingin mendekatimu selamanya sehina apapun diriku
Ku berharap untuk bertemu denganmu……"

Menurut teman-teman ini lagu cinta apa bukan? Ya iyalah lagu cinta. Udah jelas ada kata-kata “cinta”nya begitu. Lagu cinta tentang dua manusia ya? (entah yg sejenis atau beda jenis).  Dan seperti biasa, semua lagu cinta itu romantis. Tapi persepsi teman-teman mungkin akan berbeda begitu tahu lirik selanjutnya dari lagu tersebut. Yak lirik selanjutnya adalah, “Ya, Rabbii……” Hadduh, malu deh, ini lagu cinta buat Tuhan ya? Kirain…….

Berhubung yang saya kutip di atas adalah lagu nasyid, maka sudah jelaslah bahwa “mencintaimu” yg dimaksud di sini adalah mencintai Tuhan. Atau biasanya kalo bukan Tuhan, cinta diarahkan pada cinta buat “hal-hal yg halal”, misalnya cinta pada teman seperjuangan (yg biasanya adalah teman dalam berdakwah, bukan partner in crime), cinta pada orang tua, hingga cinta pada pasangan hidup (yg tentu saja pasangan yg sudah dinikahkan, bukan pasangan dalam pacaran ataupun tinggal bareng). 

Begitulah gambaran dari kandungan lagu nasyid, yakni lagu rohani dalam agama Islam. Saya yakin dalam lagu-lagu agama lain juga ada ungkapan cinta untuk Tuhan. Yang paling sering saya denger sih lagu rohani Kristiani ya (secara sebagian besar penghuni kos saya beragama demikian). Atau lagu Buddha yg biasanya asyik buat meditasi. 

Lalu apa komentar teman-teman saat mendengar lagu-lagu rohani diputar? Ada perasaan tenang? Terharu? Teringat masa lalu yg mengharu biru? Atau seketika menjadi optimis dan bersyukur karena meyakini ada Tuhan di samping kita? 

Coba bandingkan ketika mendengar lagu cinta yg beneran cinta! Hmm, ya gitu deh, maksud saya lagu cinta yg beneran maknanya “tidak transenden”, ya just romantic relationship gitu. 

“Rasanya mirip sih, lagu cinta yg biasa aja juga bisa bikin aku nangis. Terutama kalau lagi ngangenin seseorang. Orang yg bikin aku susah move on sepanjang masa ituu… Rasanya sesak banget kalo teringat kenangan di masa lalu,” ungkap seseorang yg mengaku sebagai korban PHP. 

Ooh gitu ya? 

“Iya bener banget. Bahkan lebih sakitan kalo teringat seseorang daripada teringat Tuhan. Kalo Tuhan kan nggak kelihatan secara nyata ya, paling juga inget kalo pas ibadah. Nah kalo seseorang ini nih sering bikin aku gila. Bayangin, lagi makan inget dia, lagi jalan inget dia, mau tidur inget dia terus sampe akhirnya nggak bisa tidur. Apa-apaan ini???” si korban PHP kembali curhat.

Hoalaah, cinta…. cinta….. Makhluk macam apa kau ini yak?

Lalu pada suatu ketika si korban PHP ini berdiskusi dengan temannya yg rajin ikut pengajian.
Si temannya bilang, “Gini lho Cint.. (bukan nama sebenarnya). Kalau kamu cinta sama seseorang itu kamu nggak boleh ‘out of reality’. Kalau cinta cuma bikin kamu menggalau tiap hari dan nggak produktif, itu namanya cinta udah menjadi penyakit buat kamu. Lagian kan dia juga belum tentu jadi jodohmu. Rugi besar kalo kamu cuma pake waktumu buat mikirin dia. Cinta sama manusia itu sifatnya cuma sementara. Apa kamu cuma akan berusaha untuk menjadi baik karena pengen dapet jodoh yg baik pula? Mending ubahlah cara pandangmu tentang cinta. Jangan anggap jomblo sebagai beban, belum dapat jodoh sebagai penderitaan. Cinta itu harus meluas, harus menyangkut hubungan antara Tuhan dengan manusia yg lebih luas. Kalo cuma cinta antara dua orang, itu namanya egois.”

“Aaaak… Tidak, Siti (bukan nama sebenarnya juga). Bagi orang yg mempelajari spiritualisme dan sufisme seperti kamu, bicara seperti itu memang mudah. Tapi kamu nggak tahu betapa sakitnya dicampakin orang yg pernah berarti dalam hidupmu. Jadi begitu saranmu, aku harus melupakan orang itu dan 'terpaksa' memikirkan Tuhan? No way!” *lempar sandal 

(aduh, serem amat adegannya? T_T Kenapa harus ada insiden pelemparan sandal?! Hehe, nggak kok. Itu kebetulan ada tikus lewat, makanya dilempar sandal. Tenang… hubungan pertemanan antara mereka masih baik2 saja kok :D).

Then, komen penulis  (yakni saya): Saya sih kalo disuruh milih juga bingung ya, mau menyikapi cinta seperti apa. Kayaknya akan lebih enak untuk menggabungkan kedua sudut pandang tersebut aja ya? Kalo emang nggak bisa move on ya udahlah jalanin aja, hehe…. Emang dosa po kalo masih keinget yg dulu-dulu? Lagian manusia kan multitasking, meski galau dia masih bisa berbuat yg bermanfaat kok. Kan emang pada dasarnya setiap manusia punya fitrah untuk berbuat kebaikan. Jadi ya udah, dua2nya aja, galau boleh, ngaji jalan terus :D 

Nah, trus yg pengen saya kritisi, kadang kita terlalu mudah membuat perbedaan antara cinta untuk Tuhan dan cinta untuk manusia. Cinta untuk Tuhan ya harus bener-bener ibadah, tidak tercampur dengan urusan duniawi. Oleh sebab itu, cinta untuk Tuhan seharusnya “dibersihkan” dgn perasaan terhadap manusia.  
Tapi kan manusia itu ciptaan Tuhan juga? Saya belum pernah putus cinta atau patah hati sih (alhamdulilah, tp klo galau sih pernah banget :D ). Jadi saya nggak tahu pasti sakit hati karena cinta itu kayak apa sakitnya. Dan “perjuangan” untuk bisa lepas dari rasa sakit itu pasti susah banget. Nah, daripada terpaksa melupakan seseorang, saya pikir biarkan ingatan itu mengalir saja. Hmm, yg saya coba akhir-akhir ini sih dgn belajar mencintai rasa sakit (hehe, ya saya pernah sakit juga sbg manusia galau). Belajar menghayati (mindfulness) rasa sakit tersebut. Anggaplah orang yg pernah membuat kita sakit itu sebagai bagian dari rencana Tuhan yg manis. Hmm, oleh sebab itu siapapun orang yg pernah bikin kita sakit sebaiknya “dihormati.” Yaa, setiap hal yg terjadi di dunia ini kan gak bisa kita bikin sendiri. Kalo aja skenario hidup itu bisa kita tulis sendiri ya, tentu kita akan bikinnya tiap hari itu bahagia terus. Tapi Tuhan pengennya nggak begitu. Makanya Dia hadirkan juga orang-orang yg “diberi kepercayaan” untuk bikin kita sakit hati. 

“Biar hidup itu seimbang… Jadi, biar kamu terus merasa hari-harimu sebagai jalan untuk mengenalKu yaa!” demikian kata Tuhan yg diterjemahkan oleh saya :D 

Kalau orang yg bikin kita sakit hati aja perlu untuk dihormati berarti orang yg bikin kita seneng pun harus lebih kita hormati dong ya? Iyaaa…. Itulah mengapa menurut saya tidak perlu membedakan lirik lagu “mencintaimu” dengan huruf kecil atau huruf besar pada kata “mu” atau “Mu”. Mau dimaknai sebagai rasa cinta terhadap manusia juga boleh, kan dalam diri manusia juga ada cinta Tuhan. Mau dimaknai sebagai rasa cinta terhadap Tuhan juga boleh, kan Tuhan yg menciptakan dan mempertemukan manusia dengan segala cara.

Jadi, selamat mencintaimu dan mencintaiMu yaa ;) 




Jumat, 17 Januari 2014

(Lagi-lagi) Cinta



Bagaimanapun setiap manusia pernah mengalami kisah cinta. Tidak ada kisah cinta yg paling indah, tidak ada pula kisah yg paling galau & menyedihkan. Setiap hati memiliki porsi yg sama untuk merasakan sedih & bahagia. Hanya saja kemampuan untuk memaknai sesuatu pada tiap manusia berbeda-beda. Sering manusia merasa iri pada mereka yg lebih bahagia, padahal yg “dianggap bahagia” belum tentu sebahagia yg mereka kira.

“Kenapa terkadang jatuh cinta harus sakit ya?” 

“Ah itu hanya perasaanmu saja. Sekali-sekali hatimu memang perlu ‘dicuci’, kalau mendapatkan cinta begitu mudah, kamu tidak akan menganggap tinggi Pemberi Cinta.”