Sesungguhnya rasa kangen itu
terbuat dari apa sih? Kenapa aku tiap hari bisa merasa kangen yaa?? Kalo aja
kangen itu ada obatnya, pasti udah aku minum sampe overdosis (mati dong). Iih,
iya nih... sebagai seorang wanita yg galau, aku lagi mencari cara gimana biar
rasa kangen itu bisa pergi. Adakah obat semprot anti kangen? Di mana belinya??
Tiap hari aku di puskesmas sering denger tentang fogging dan pemberantasan
nyamuk aedes aegypti. Tapi kenapa gerakan pemberantasan kangen tidak pernah
diadakan ya?? Emangnya penyakit kangen itu tidak meresahkan masyarakat apa??
Huufft.... baeklah.... mungkin
khalayak ramai menganggap kalo kangen itu tidak elite, tidak penting
dibandingkan urusan melayani kesehatan masyarakat. Aku yang sering ngelamun
nungguin klien pun pernah terpikir : Kenapa ya gangguan kepribadian galau tidak
dimasukkan dalam PPDGJ? Padahal sudah jelas lho bahwa simtom-simtomnya itu mengganggu.
Simaklah tanda-tanda berikut ini
:
~Suka senyum-senyum sendiri
meskipun tidak ada objek atau situasi secara langsung yang menyebabkan bahagia.
~Saat mendengarkan lagu tiba-tiba
khayalan melayang seolah-olah menjadi tokoh utama yang dimaksud dalam lagu
tersebut (padahal hal ini erat kaitannya dengan waham kebesaran).
~Sering terbangun di tengah malam
meskipun tidak kebelet pipis atau lapar, disebabkan karena bayangan seseorang
begitu kuat menghantui... namun tidak menimbulkan rasa takut dan justru
mendorong untuk berdoa agar dipertemukan Tuhan lewat mimpi. *ini kok film
reliji banget sih
~Pada fase-fase tertentu (yaitu
fase ingin berinteraksi dengan media sosial), terjadi gerakan secara refleks
pada mata dan tangan, yang menyebabkan tindakan tidak terkendali yang disebut
dengan “kepo”. Gerakan ini berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa
jam, tergantung tingkat kepuasan melihat kabar terbaru dari gebetan.
~Adanya banyak keluhan fisik (yang
tidak dapat dijelaskan penyebabnya secara medis) saat gebetan melintas di depan
mata, seperti jantung berdebar-debar, wajah pucat, keringat dingin, tangan gemetar.
Biasanya keluhan-keluhan fisik ini membuat penderitanya ingin kabur ke dunia lain,
seolah-olah tidak ingin dilihat gebetan, meskipun hati tak bisa bohong dan
terus berharap untuk bertemu.
~Kesadaran terhadap orientasi
ruang dan waktu terganggu. Penderita menjadi tidak “here and now”, susah fokus
pada urusan lain kecuali bayangan tentang kebersamaan dengan orang yang
dirindukan.
Semua kriteria di atas harus
terpenuhi sekurang-kurangnya selama tiga bulan.
Ehem, sejauh ini sih baru ada
enam tanda yaa, kayaknya sih masih kurang. Nanti kalo ada tambahan akan aku
bikin lagi di tulisan selanjutnya deh. Apa ada yang tahu alamat Pak Rusdi
Maslim di mana? (beliau masih hidup kan ya?), nanti aku ingin mendiskusikan hal
ini bersama beliau. Mungkin Pak Rusdi malah bisa menambahkan kriteria lagi,
secara beliau kan sudah lama malang melintang di dunia per-gangguanjiwa-an.
Pastinya sudah banyak ketemu pasien gangguan jiwa yang penyebab utamanya adalah
kangen yang tidak tersampaikan. Kan ini ceritanya aku perlu menolong diriku
sendiri beserta ribuan orang di muka bumi ini yang hatinya retak-retak hampir
pecah.
Semoga gangguan jiwa karena
kangen tidak menyebabkan korban jiwa di alam semesta ini, amieen...