Hai… hai… selamat pagi wahai para pemilik hati yg
berbahagiaa! Apa kabar kalian semuaa?? Hohoho… saya lagi pengen berbagi energi
positif nih pada siapa saja….. Biar saya semakin sehat, kuat, dan juga cantik
(jiaah…). Harapannya sih, siapapun yg
melirik tulisan ini (cukup dilirik aja, gak dibaca jg gak papa) bisa mendapat
kekuatan untuk terus bergerak menuju kebaikan, terus berlatih dan belajar
memperkaya diri dengan berbagai pengalaman, terus percaya pada kekuatan mimpi
yang mampu memberi perubahan pada kualitas kepribadian. (Aduuh, harapannya
ketinggian kali non, uhuk..emang siapa elo?)
Hmm, nih tulisan harus dimulai dari mana dulu ya? Ehehe….
Baiklah, karena tiba2 saya kepikiran dengan betapa berwarnanya hidup ini, maka
saya akan mengawali dengan penjelasan warna.
“Apaan? Kalo nyebutin warna merah, ijo, kuning, sih saya
udah tau, Ma. Kagak usah dijelasin lagi kayak anak TK.” Hmm, iiya deh, saya
percaya bahwa semuanya pasti udah mengenal warna dengan sangat baik. Khususnya
merah, ijo, kuning, karena biasa bertengger di perempatan jalan. Yg bikin
klakson bunyi2 itu kalo kendaraan di depannya gak maju2 :p.
Iya, kita semua emang udah tahu warna itu kayak apa. Tapi
mungkin belum banyak yang menyadari bahwa yang punya warna tuh bukan cuma
benda2 di sekitar kita. Lebih dari itu, setiap dari kita juga mengandung warna.
“Lho kok bisa? Aku kan tiap hari ngaca… Wajahku putih terus
tuh. Kan udah pake P*ND* selama 7 hari. Mana ada ceritanya wajahku
berwarna-warni?”
Hehe… jangan dibayangin juga wajah bakalan jadi merah, item,
ato cokelat. Hmm, ini sebenernya penjelasan filosofis sih… Jadi untuk meresapi
adanya warna itu harus dihayati dengan sungguh-sungguh.
Mungkin bisa diawalin dengan bercermin. Carilah cermin di
sekitar kita. Boleh cermin yg ada di bedak atau cermin di jendela kantor (siap2
dicurigai gila sama pegawai lainnya :D). Akan lebih bagus lagi kalo cerminnya
tinggi & panjang, biar kita bisa lihat pantulan diri kita secara lengkap,
dari kepala sampe kaki.
Nah lho, menurut kalian siapa yg sebenarnya berada di cermin
itu?
“Oh, sudah pasti diri saya. Udah hapal kali, dari dulu lahir
sampe sekarang wajah saya ya cakep begini. “
Ehm, yakin itu diri anda? Yakin? Beneraan?
Mirror mirror hanging on the wall….. You don’t have to tell
me who’s the biggest fool of all…….
Yaah, malah nyanyi lagu jaman ABG deh saya :D
OK deh, mungkin itu memang diri anda. Tapi bisa jg bukan
diri anda (ah, piye tho maksude?). Ya maksud saya itu memang tubuh anda, tapi
yg ada dalam tubuh itu belum tentu diri anda (aah, tambah mbingungke..piye tho?
#dipukul massa).
Oke deeh, damai dulu damai dulu.. (salaman satu2 dgn
pembaca). Maksud saya begini. Ehm, anda mungkin udah tahu bahwa diri anda
bernama bla..bla… berprofesi sebagai bla..bla… berpendidikan setingkat S tidak
terhingga, berpacaran atau berpasangan dengan bla..bla… . Udah? Cuman itu?
Masih banyak lho peran-peran lainnya. Inilah saatnya untuk
mengidentifikasi warna-warna dalam tubuh kita.
Ada warna kuning, warna keceriaan… Coba amati wajah teman2 di sekitar
anda ketika bertemu dengan anda. Apakah mereka menunjukkan wajah manis penuh
tawa or senyuman? Jika iya, selamat yaa, berarti anda sudah berhasil
memancarkan cahaya keceriaan pada orang2. Ibarat matahari, anda telah berhasil
membagikan kehangatan energi.
Ada warna merah, warna keberanian & ketegasan. Kali ini
mari amati wajah teman2 kita sekali lagi (tapi jangan sampe mereka tahu kita
menjadikan mereka bahan eksperimen lho ya, hehe). Apakah di antara mereka masih
ada yg cengengesan? Apakah mereka masih ada yg bersikap kurang sopan atau
kurang ajar? Apakah masih ada yg ngobrol sendiri ketika anda berbicara? Kalo
ada pukul aja pake kursi (looh, malah ngajarin anarkis). Ehm, nggak nggak, tuh
tadi cuman akting kok. Hmm, itu adalah
sebuah indikasi, temans, bahwa ternyata kita belum bisa menunjukkan wibawa di
depan mereka, bahwa ternyata keberanian & ketegasan kita masih bernilai
setengah. Jika itu anda alami… (sebenarnya saya
sendiri pernah mengalami, huhuhu…. #cup cup Ima), maka jangan berhenti
untuk meratapi nasih, eeh… maksud saya jangan berhenti untuk berusaha. Berusaha
memunculkan warna merah dalam diri kita. Meyakinkan diri bahwa setiap orang itu
punya kekuatan, bahkan dalam kelemahannya pun sebenarnya manusia itu kuat lho.
Yang dibilang nggak kuat itu kalo kita udah nggak bisa berdiri sendiri dan
harus diangkat orang lain menuju liang kuburan (eeh…#horor :p).
Oke deh, kalo warna2 lainnya saya jelasin di sini kayaknya
nggak enak ya karena sama dengan mem-buly mata pembaca. Oleh sebab itu saya
tambahin satu contoh warna lagi deh, yakni warna biruu. Pas banget dengan baju
yang saya pakai sekarang, hehe. Biru itu mengandung unsur kelembutan. Coba deh
kalo kita lihat laut tuh rasanya tenaang banget… tetep terasa adem meskipun
kadang air laut bergejolak. Hmm, makanya asyik banget kalo relaksasi sambil
mbayangin berada di laut (terbukti membuat beberapa ibu2 ketiduran
#curhat). Ehm, trus apa indikatornya
kalo kita udah bersikap lembut di hadapan orang lain? Indikatornya bisa dilihat
dari raut mukanya… Kan tampak tuh, matanya jadi sayu2 gimana gitu, tapi bukan
sayu ngantuk ya, melainkan pertanda bahwa dia memberikan tatapan bersahabat,
bukan tatapan mengancam atau menghakimi. Trus dari ekspresi mulut juga. Ketika
orang tsb beberapa kali menyunggingkan senyum, disertai anggukan mantap, itu
merupakan pertanda bahwa dia merasa nyaman dengan kita. Anggukan mantap
menunjukkan bahwa dia sudah merasa menjadi bagian dari kita, merasa pendapat
kita ternyata sejalan dengan yang dia pikirkan. Bahasa psikologinya kita bisa
menunjukkan empati gitu.
Yak, itu saja teman2. Obrolan saya tentang warna. Ehm, tapi
bentar bentar…mau ngasih penutup singkat bentar. Jadi, sadarilah bahwa masing2
dari kita memiliki warna-warna. Bukan cuma 1 warna lho, tapi warna-warna. Itu
kan artinya banyak warna, hehe…. Karena banyak warna, maka ketika kita hanya
bisa memunculkan 1 atau 2 warna, itu tandanya diri kita belum “lengkap”. Yaa mungkin ada sih dominasi atas warna
tertentu. Misal ada orang yg warna merahnya sangat kuat, itu berarti orang tsb
identik dengan ketegasannya, tipe2 pemimpin yg disegani. Tapi bukan berarti dia
harus berfokus pada warna merah aja lhoo…. Kan peran manusia itu banyak. Tidak
selamanya dia akan menjadi pemimpin lho. Sekali waktu dia juga perlu
memunculkan warna biru, untuk memberikan keterbukaan atas ilmu dari orang lain,
untuk menunjukkan bahwa dia merangkul ilmu2 itu dengan lembut.
Ayo kita terus membangun diri kita dengan berbagai susunan
warna yg telah diciptakan Tuhan :) . Tuhan aja sifatnya bisa banyak kok, bisa
jadi Maha Kuat, Maha Lembut, Maha Tegas, Maha Sabar, Maha Serius, kadang juga
Maha Humoris, dan lain-lain (lho..lho.. saya malah seenaknya sendiri bikin
sifat Tuhan. Hehe, peace Tuhan ^^). Masak kita mau “memiskinkan” diri sendiri
dengan hanya memiliki 1 atau 2 sifat. Hoho.. saya juga masih belajar sih,
belajar biar bisa marah, belajar biar bisa nangis di depan umum, belajar biar
bisa jadi leader, belajar biar bisa punya kemantapan hati & ke-pede-an
tingkat tinggi. Yaa masih terus belajar. Saya bikin note ini tujuannya juga
biar memotivasi diri kok, hoho.. Biar kita bisa berkembang bersama.
“Life is When All Colors Blend into The One”……
Itulah kehidupan, ketika semua warna bercampur menjadi
Satu…. Menjadi putih, menjadi tidak ada perbedan, dan menjadi Satu Kekuatan
MilikNya .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar