Sabtu, 27 Oktober 2012

Life is When All Colors Blend into The One




Hai… hai… selamat pagi wahai para pemilik hati yg berbahagiaa! Apa kabar kalian semuaa?? Hohoho… saya lagi pengen berbagi energi positif nih pada siapa saja….. Biar saya semakin sehat, kuat, dan juga cantik (jiaah…).  Harapannya sih, siapapun yg melirik tulisan ini (cukup dilirik aja, gak dibaca jg gak papa) bisa mendapat kekuatan untuk terus bergerak menuju kebaikan, terus berlatih dan belajar memperkaya diri dengan berbagai pengalaman, terus percaya pada kekuatan mimpi yang mampu memberi perubahan pada kualitas kepribadian. (Aduuh, harapannya ketinggian kali non, uhuk..emang siapa elo?)

Hmm, nih tulisan harus dimulai dari mana dulu ya? Ehehe…. Baiklah, karena tiba2 saya kepikiran dengan betapa berwarnanya hidup ini, maka saya akan mengawali dengan penjelasan warna. 

“Apaan? Kalo nyebutin warna merah, ijo, kuning, sih saya udah tau, Ma. Kagak usah dijelasin lagi kayak anak TK.” Hmm, iiya deh, saya percaya bahwa semuanya pasti udah mengenal warna dengan sangat baik. Khususnya merah, ijo, kuning, karena biasa bertengger di perempatan jalan. Yg bikin klakson bunyi2 itu kalo kendaraan di depannya gak maju2 :p. 

Iya, kita semua emang udah tahu warna itu kayak apa. Tapi mungkin belum banyak yang menyadari bahwa yang punya warna tuh bukan cuma benda2 di sekitar kita. Lebih dari itu, setiap dari kita juga mengandung warna.  

“Lho kok bisa? Aku kan tiap hari ngaca… Wajahku putih terus tuh. Kan udah pake P*ND* selama 7 hari. Mana ada ceritanya wajahku berwarna-warni?” 

Hehe… jangan dibayangin juga wajah bakalan jadi merah, item, ato cokelat. Hmm, ini sebenernya penjelasan filosofis sih… Jadi untuk meresapi adanya warna itu harus dihayati dengan sungguh-sungguh. 

Mungkin bisa diawalin dengan bercermin. Carilah cermin di sekitar kita. Boleh cermin yg ada di bedak atau cermin di jendela kantor (siap2 dicurigai gila sama pegawai lainnya :D). Akan lebih bagus lagi kalo cerminnya tinggi & panjang, biar kita bisa lihat pantulan diri kita secara lengkap, dari kepala sampe kaki.
Nah lho, menurut kalian siapa yg sebenarnya berada di cermin itu? 

“Oh, sudah pasti diri saya. Udah hapal kali, dari dulu lahir sampe sekarang wajah saya ya cakep begini. “

Ehm, yakin itu diri anda? Yakin? Beneraan? 

Mirror mirror hanging on the wall….. You don’t have to tell me who’s the biggest fool of all…….

Yaah, malah nyanyi lagu jaman ABG deh saya :D

OK deh, mungkin itu memang diri anda. Tapi bisa jg bukan diri anda (ah, piye tho maksude?). Ya maksud saya itu memang tubuh anda, tapi yg ada dalam tubuh itu belum tentu diri anda (aah, tambah mbingungke..piye tho? #dipukul massa). 

Oke deeh, damai dulu damai dulu.. (salaman satu2 dgn pembaca). Maksud saya begini. Ehm, anda mungkin udah tahu bahwa diri anda bernama bla..bla… berprofesi sebagai bla..bla… berpendidikan setingkat S tidak terhingga, berpacaran atau berpasangan dengan bla..bla… . Udah? Cuman itu?

Masih banyak lho peran-peran lainnya. Inilah saatnya untuk mengidentifikasi warna-warna dalam tubuh kita.  Ada warna kuning, warna keceriaan… Coba amati wajah teman2 di sekitar anda ketika bertemu dengan anda. Apakah mereka menunjukkan wajah manis penuh tawa or senyuman? Jika iya, selamat yaa, berarti anda sudah berhasil memancarkan cahaya keceriaan pada orang2. Ibarat matahari, anda telah berhasil membagikan kehangatan energi. 

Ada warna merah, warna keberanian & ketegasan. Kali ini mari amati wajah teman2 kita sekali lagi (tapi jangan sampe mereka tahu kita menjadikan mereka bahan eksperimen lho ya, hehe). Apakah di antara mereka masih ada yg cengengesan? Apakah mereka masih ada yg bersikap kurang sopan atau kurang ajar? Apakah masih ada yg ngobrol sendiri ketika anda berbicara? Kalo ada pukul aja pake kursi (looh, malah ngajarin anarkis). Ehm, nggak nggak, tuh tadi cuman akting kok.  Hmm, itu adalah sebuah indikasi, temans, bahwa ternyata kita belum bisa menunjukkan wibawa di depan mereka, bahwa ternyata keberanian & ketegasan kita masih bernilai setengah. Jika itu anda alami… (sebenarnya saya  sendiri pernah mengalami, huhuhu…. #cup cup Ima), maka jangan berhenti untuk meratapi nasih, eeh… maksud saya jangan berhenti untuk berusaha. Berusaha memunculkan warna merah dalam diri kita. Meyakinkan diri bahwa setiap orang itu punya kekuatan, bahkan dalam kelemahannya pun sebenarnya manusia itu kuat lho. Yang dibilang nggak kuat itu kalo kita udah nggak bisa berdiri sendiri dan harus diangkat orang lain menuju liang kuburan (eeh…#horor :p). 

Oke deh, kalo warna2 lainnya saya jelasin di sini kayaknya nggak enak ya karena sama dengan mem-buly mata pembaca. Oleh sebab itu saya tambahin satu contoh warna lagi deh, yakni warna biruu. Pas banget dengan baju yang saya pakai sekarang, hehe. Biru itu mengandung unsur kelembutan. Coba deh kalo kita lihat laut tuh rasanya tenaang banget… tetep terasa adem meskipun kadang air laut bergejolak. Hmm, makanya asyik banget kalo relaksasi sambil mbayangin berada di laut (terbukti membuat beberapa ibu2 ketiduran #curhat).  Ehm, trus apa indikatornya kalo kita udah bersikap lembut di hadapan orang lain? Indikatornya bisa dilihat dari raut mukanya… Kan tampak tuh, matanya jadi sayu2 gimana gitu, tapi bukan sayu ngantuk ya, melainkan pertanda bahwa dia memberikan tatapan bersahabat, bukan tatapan mengancam atau menghakimi. Trus dari ekspresi mulut juga. Ketika orang tsb beberapa kali menyunggingkan senyum, disertai anggukan mantap, itu merupakan pertanda bahwa dia merasa nyaman dengan kita. Anggukan mantap menunjukkan bahwa dia sudah merasa menjadi bagian dari kita, merasa pendapat kita ternyata sejalan dengan yang dia pikirkan. Bahasa psikologinya kita bisa menunjukkan empati gitu.

Yak, itu saja teman2. Obrolan saya tentang warna. Ehm, tapi bentar bentar…mau ngasih penutup singkat bentar. Jadi, sadarilah bahwa masing2 dari kita memiliki warna-warna. Bukan cuma 1 warna lho, tapi warna-warna. Itu kan artinya banyak warna, hehe…. Karena banyak warna, maka ketika kita hanya bisa memunculkan 1 atau 2 warna, itu tandanya diri kita belum “lengkap”.  Yaa mungkin ada sih dominasi atas warna tertentu. Misal ada orang yg warna merahnya sangat kuat, itu berarti orang tsb identik dengan ketegasannya, tipe2 pemimpin yg disegani. Tapi bukan berarti dia harus berfokus pada warna merah aja lhoo…. Kan peran manusia itu banyak. Tidak selamanya dia akan menjadi pemimpin lho. Sekali waktu dia juga perlu memunculkan warna biru, untuk memberikan keterbukaan atas ilmu dari orang lain, untuk menunjukkan bahwa dia merangkul ilmu2 itu dengan lembut. 

Ayo kita terus membangun diri kita dengan berbagai susunan warna yg telah diciptakan Tuhan :) . Tuhan aja sifatnya bisa banyak kok, bisa jadi Maha Kuat, Maha Lembut, Maha Tegas, Maha Sabar, Maha Serius, kadang juga Maha Humoris, dan lain-lain (lho..lho.. saya malah seenaknya sendiri bikin sifat Tuhan. Hehe, peace Tuhan ^^). Masak kita mau “memiskinkan” diri sendiri dengan hanya memiliki 1 atau 2 sifat. Hoho.. saya juga masih belajar sih, belajar biar bisa marah, belajar biar bisa nangis di depan umum, belajar biar bisa jadi leader, belajar biar bisa punya kemantapan hati & ke-pede-an tingkat tinggi. Yaa masih terus belajar. Saya bikin note ini tujuannya juga biar memotivasi diri kok, hoho.. Biar kita bisa berkembang bersama. 

“Life is When All Colors Blend into The One”……

Itulah kehidupan, ketika semua warna bercampur menjadi Satu…. Menjadi putih, menjadi tidak ada perbedan, dan menjadi Satu Kekuatan MilikNya . 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar