Apapun agama/kepercayaan kamu,
sesungguhnya kitab sucinya adalah satu : hati. Have you ever read your own
heart?
Belajar agama itu buat apa? Untuk mengajarimu bahwa
sesungguhnya pemahaman agama itu bukan milikmu
Belajar “ilmu dunia” itu buat apa? Untuk mengajarimu bahwa
sesungguhnya kamu tdk berilmu
Belajar tntang “diri sendiri” itu buat apa? Untuk mengajarimu
bahwa sesungguhnya kamu tidak memiliki apapun atas tubuhmu
Beribadah itu bukan biar disayang Tuhan, tapi biar kamunya
sayang Tuhan. Kamu ibadah atau nggak, Tuhan tetep sayang kok. Bedanya, kalau
kamu ibadah, kamu jadi lebih peka kalau Tuhan sayang sama kamu.
Everyone has their own light. Don’t be judgemental of what
you see in others.
Tolerance is more than appreciating something different from
you. It’s about being a part of a difference.
Perjalanan spiritual “mencari” Tuhan bukan tntang seberapa
jauh jarak yang kau tempuh, seberapa banyak ilmu yang kau pelajari, seberapa banyak
amal yang kau lakukan…
Tapi… “mencari” Tuhan adalah tentang keberanian mengakui
siapa diri kita yang sebenarnya di hadapanNya.
Yang terpenting itu bukan bgaimana kita bisa terbang ke
angkasa, mencapai puncak gunung tertinggi, mendapat milyaran uang, atau dikenal
orang sedunia. Yang terpenting itu menyadari
apakah kita sudah demikian kenal dekat dengan Tuhan yang ada dalam hati.
Kita “bebas” menjadikan fisik kita berkilau semacam apapun,
tapi iman kita harus lebih berkilau. Iman itu hanya urusan antara kau dengan
Tuhan. It’s really personal & sacred!
Sebagaimana agama sebagai “kendaraan” untuk mengenal dan
beribadah pada Tuhan, maka profesi/pekerjaan juga merupakan “kendaraan” untuk
memberikan manfaat pada orang lain.
Ada banyak jalan yang bisa kita tempuh untuk menuju kebaikan,
namun ada kalanya kita memang harus bergerak dengan “kendaran” untuk menunjukkan
identitas kita.
(note: foto ini diambil seorang teman dgn penuh perjuangan di Phuket, Thailand :) )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar