Senin, 31 Desember 2012

On the wings of hope


I don't know how I'll feel,
tomorrow, tomorrow
I don't know what to say,
tomorrow, tomorrow,
it's a different day,
*Avril Lavigne-Tomorrow

Yeaah….. tomorrow beibeh…. Tomorrow gitu loh. Tau kan tomorrow itu apa? Tomorrow itu tahun baru, hoho….  Hari ini, sore ini, di kamar rumah saya, saya sedang asyik menulis. Belum terpikir untuk merayakan malam tahun baru dengan cara apa. Yg ada di pikiran saya dari kemaren hanyalah: saya harus bikin note, saya harus bikin note apapun yg terjadi. Mungkin ini termasuk cara menikmati malam tahun baru ya :)

Okey, note ini tadi dibuka dengan sesuatu tentang “tomorrow”. Maka saya pun akan melanjutkan lagi dengan topik tomorrow. Hmm, biasanya di malam tahun baru gini orang2 sibuk membuat resolusi. Temen2 pastinya juga kan? Membuat daftar mimpi dan harapan yg akan dikejar di tahun 2013 ini. Saya pun termasuk orang yg pengen latah dgn tradisi itu. Ohoho.., ya udah deh saya bikin resolusi juga. Resolusi saya diantaranya…… Pengen resmi lulus dan meraih gelar psikolog, pengen resmi belajar ke luar negeri, pengen resmi mulai nulis buku, pengen resmi bertemu someone special, pengen resmi apalagi  yaa? Aaah sudah deh sementara itu aja dulu, ntar saya dianggap cerewet lagi sama Tuhan :D

Saya suka dengan suasana tahun baru, karena pada saat itulah saya menjumpai banyak orang memiliki wajah penuh harapan. Keoptimisan, kebahagiaan, keceriaan, adalah warna-warna yg menghiasi berbagai jiwa. Dan itu terjadi di seluruh dunia lho, wiih keren kaan??? Meski yaa mungkin golongan penganut kepercayaan tertentu ada yg menganggap tahun baru itu tidak penting, bagi saya tahun baru itu tetep penting. Saya ingin ikut ambil bagian merasakan kebahagiaan belahan dunia pada umumnya, karena itu yg membuat saya merasa “hidup.” 

Oya, kira2 kalau teman2 diberi waktu untuk kontemplasi, ngobrol dengan Tuhan, apa yg akan teman2 katakan? Pasti terjadi perbincangan yang sangat khusyuk ya. Ngobrol di tengah malam, di kesunyian, ditemani lilin remang-remang. Di sebuah ruangan hanya ada kamu dan Tuhan. Setiap hal adalah rahasia dan sakral. Mungkin teman-teman akan merasa tersentuh dan menangis, mengingat peristiwa2 yg pernah terjadi sepanjang tahun 2012. Kadang muncul rasa kesal dan kecewa terhadap diri sendiri, penyesalan, serta perasaan bersalah. Kadang muncul rasa gembira, bangga, bersyukur & berterima kasih terhadap diri. Yak, semua rasa bisa muncul campur aduk . Dan setelah itu, ketika tiba waktunya untuk mengucapkan janji dan harapan di tahun baru, hati pun kembali bergejolak. Keoptimisan menghangati badan. Keyakinan diri menggetarkan jiwa. Saat itulah teman-teman seperti terlahir kembali. Siap melangkah menjadi manusia baru dengan atribut2 yg baru. Ok, guys. Bersiaplah berubah untuk menaklukkan dunia! 

Yo’i…. Itu kalo kontemplasinya bisa keren banget. Tapi kan tidak semua orang bisa memahami makna kontemplasi seperti itu ya? Kalo memilih untuk tahun baruan dengan menjepitkan diri di tengah kerumunan massa sambil terompet-ing, motor-ing, atau nonton konser yaa pastilah cara kontemplasinya berbeda. Hehe, susah kali ngobrol dengan Tuhan di tengah keramaian begitu? Try it! Kalo bisa, sumpeh deh anda gaul bangetss :D. 

Ya gak papa juga sih. Ngisi tahun baru kan gak harus dengan kontemplasi juga. Berhura2 ya why not? Santai ajaa…. Enjoy ajaa…. Kagak ada yg haram kok, hoho… Asal tidak melanggar hak orang lain aja sih. Soalnya kalo nggak ada yg pergi ke luar untuk ngrayain tahun baru, kalo semua orang memilih kontemplasi di kamar, kasihan artis2 yg diundang untuk ngisi acara tahun baruan. Mereka udah dandan cantik2, cakep2, eh nggak dianggap sebagai artis. Krik..krik..banget kan kalo yg nonton acaranya cuma jangkrik, hehe…

Ehm, ya apapun pilihan anda untuk ngrayain tahun baru, it’s okey… Mau kontemplasi di kamar, nonton acara tivi, pergi ke luar, Tuhan tetep ada kok di mana pun kita berada. Jadi di mata saya sosok Tuhan itu asyiik. Bisa diajak merenung bersama, bisa diajak hang-out bareng, bisa diajak joged bareng, bisa diajak kumpul bareng keluarga…. Very very flexible laah… 

Saya pernah mikir, apa sih tujuannya Tuhan nyiptain momen semacam tahun baru begini? Untuk mengingatkan bahwa kita semua berhak merasakan kegembiraan yg bersifat universal? Kalo perayaan hari besar agama atau peringatan kemerdekaan suatu negara kan hanya dinikmati oleh orang2 yg merasa berkepentingan  dengan hal itu. Sementara itu tahun baru sifatnya lebih luas, lebih menunjukkan sense of belonging yg besar. Sebuah perayaan yg bisa menyatukan banyak perbedaan. Saya yakin deh, di setiap negara pasti ada aja orang yg berinisiatif untuk merayakannya. Setiap orang kemudian terhanyut pada suatu rasa yg sama: Harapan. 

Ya, tentunya tidak ada kan orang yg memiliki harapan seperti ini: Tuhan, tahun depan saya mau mati aja. Atau tahun depan saya pengen jadi orang gila nih. Atau tahun depan saya pengen bangkrut aja trus punya utang. Atau tahun depan saya pengen sakit parah. 

Yakin deh, kagak ada orang2 yg berdoa seperti itu. Kalo pun ada, ntar hubungi saya ya, biar saya kurung di ruang terapi, haha…. Jadi dengan demikian, apa itu harapan? Harapan adalah sesuatu yg kita bayangkan sebagai kondisi terbaik. Sesuatu yg dapat membawa kita untuk bergerak, karena kita yakin bahwa sesuatu yg  membahagiakan sedang menunggu kita. Ciri manusia yg sehat adalah memiliki harapan. Oleh sebab itu kalo sampai ada yg bingung ketika ditanya, “apakah kamu punya harapan?” hmm, patutlah bercermin untuk melihat apakah kita masih cantik, eeh…. Maksudnya apakah kita masih sehat secara mental.

Harapan itu sifatnya lucu. Kita nggak bisa ngramal besok bakalan terjadi apa. Sangat mungkin di tahun depan semua harapan kita tidak terwujud. Tapi kita lebih suka memilih untuk tidak membayangkan kemungkinan buruk itu terjadi.  “Berpikir negatif itu menyakitkan lho. Jadi buat apa kita menyiksa diri dengan hal-hal yg belum pasti?” ujar seorang pewujud mimpi. 

Saya pribadi sih pengennya juga semua harapan saya tercapai. Pun demikian dengan teman2 kan? But, what if…what if….. you don’t get what you really want? “Ya ikhlas lah, ikhlas… Kan semuanya yang nentuin Allah. Kalo nggak dikabulin ya introspeksi lah..introspeksi. Udah bener belum ibadahnya? Udah cukup belum amalnya?”  Ngg…ya ya sih bang ustadz. Saran anda bener semua, kagak ada yg salah. Tapi di tulisan ini saya lagi nggak mau mbahas pengajian, jadii dengan tidak mengurangi rasa hormat, anda sebaiknya menghindari wilayah ini ya, saya takut menyesatkan orang soalnya, haha…

Nah loh, gimana tuh kalo semua harapan saya tidak tercapai? Nih saya bukan bermaksud menyebarkan energi negatif lho ya, cuma mengajak untuk berimajinasi bersama. Kan kata Einstein imajinasi lebih penting dari pengetahuan. Jadi saya mau mengamalkan ajaran ustadz Einstein ah :D. Kalo harapan saya tidak terwujud….yg pasti akan saya usahakan untuk tidak bunuh diri. Saya akan menjauhkan semua benda tajam, kecuali pisau untuk memotong cake, brownies, dan roti tart (#cara sehat mengatasi depresi dengan makan). Humm, ya begitulah. Awalnya mungkin saya akan protes pada Tuhan,  mm..maksud saya bukan protes lah, tapi menunjukkan ketidakterimaan (yee, apa bedanya?). “Fyuuh, berat ya jadi manusia. Susah ya jadi manusia. Aah, hidup kok rasanya nggak adil banget siih??” Mungkin pernyataan2 semacam itu akan muncul. Tapi Tuhan yg baik hatinya biasanya tidak akan membiarkan saya terus “memakiNya.” Dia biasanya suka muncul di saat2 yg tidak terduga, meniupkan sesuatu ke hati saya dan bluummm….. hati saya yg merah kembali menjadi biru, fresh and cool…….

Besok adalah tahun baru. Besok adalah harapan baru. Tapi apakah resolusi harus diucapkan setahun sekali? Apakah resolusi hanya diucapkan malam ini kemudian besok, besok, dan besoknya lagi lupa?  Saya berharap tomorrow’s a different day. Bukan just a different year. Saya berharap orang2 tidak hanya membuat peringatan dan perayaan ketika tahun berganti. Saya ingin momen itu berjalan setiap hari. Bukan masalah pemborosan kembang api atau terompetnya. Saya ingin momen… ya, catch the moment itulah teman…..  Saya ingin setiap orang membuat peringatan dan perayaan setiap hari, ketika dia bangun tidur, ketika dia menyadari bahwa dia memiliki usia baru untuk mewujudkan harapan baru. Ketika mereka terbangun dan menyadari bahwa masih ada mimpi-mimpi dari malam-malam sebelumnya yg harus diwujudkan pada hari itu. Ketika mereka menyadari bahwa hari baru adalah sebuah karunia sekaligus tanggung jawab dariNya. Ketika mereka menyadari bahwa hidup hanya memilih orang2 yg tepat untuk menjalaninya.

Kita bebas berharap. Kita juga bebas memikirkan betapa indahnya ketika harapan itu terwujud. Kita juga bebas memikirkan betapa sakitnya ketika harapan itu tidak terwujud. Lalu ke mana kita harus berjalan? Saya memilih untuk berada di tengah2 saja.  Saya tidak ingin bayangan akan kesenangan itu terlalu menghipnotis saya, menjadikan saya lupa bagaimana caranya menangis. Tapi saya juga tidak ingin bayangan akan kesedihan terlalu mengekang saya, menjadikan saya lupa bagaimana caranya tertawa. Jadi, saya ingin berada di tengah2, di antara kedua sayap harapan saya. Di kanan saya adalah mimpi2 yg terwujud, di kiri saya adalah mimpi2 yg belum terwujud. Di setiap hari, saya ingin sayap2 itu bereinkarnasi. Di saat sayap kanan saya sudah melakukan tugasnya untuk mewujudkan mimpi, saya ingin melepaskannya, membiarkannya menjadi sayap bagi orang lain yg ingin mewujudkan mimpi. Lalu saya akan meletakkan sayap kiri saya di sebelah kanan, agar dia termotivasi dengan keberhasilan yg pernah dilakukan sayap sebelumnya. Dan di sebelah kiri saya yg kosong, saya ingin memasang lagi sayap baru, agar selalu ada mimpi2 yang harus diwujudkan.  

Hoho..unik juga ya imajinasi saya tentang sayap. Jadi intinya gitu teman. Harapan adalah sesuatu yg membuat kita hidup. Harapan itu bukan sekedar kata. Bagi saya, dia adalah salah satu “makhlukNya”. Dia punya nama, punya nyawa, dan punya kekuatan. Jika manusia hanya terdiri dari tubuh dan jiwa, maka harapan adalah penggeraknya. Tubuh dan jiwa tidak akan mengerti arti dari setiap perpindahan waktu jika harapan tidak menjadi rohnya. Jadi, pelihara dan rawat baik2 harapan di hati teman2 yaa! Biarkan dia tetap hidup, besar, dan berkembang, di setiap saat, setiap waktu. On the wings of hope, where all your impossibility can fly…. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar